Jakarta, 7/9/2022. DEN mendorong tercapainya ketahanan energi nasional dan transisi energi menuju net zero emission di tengah krisis energi global. Hal ini terungkap dalam webinar nasional bertajuk Dinamika Ketahanan Energi Nasional di Tengah Krisis Energi Global yang dibuka oleh Anggota DEN Satya Widya Yudha dan dihadiri narasumber Anggota DEN Eri Purnomohadi, Komite BPH Migas Yapit Sapta Putra, Kepala Dinas ESDM Jawa Barat Ai Saadiyah Dwidaningsih, dan SVP Strategy and Investment Pertamina Daniel S Purba.
Dalam webinar yang diselenggarkan DEN dengan Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (PUSHEP), Satya mengatakan, “Tantangan utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana dalam melaksanakan transisi energi, Pemerintah dapat tetap mencapai target kemandirian serta ketahanan energi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No 30 Tahun 2007.”
“Isu ketahanan energi dalam proses transisi energi ini merupakan isu krusial yang perlu mendapatkan perhatian bersama, mengingat saat ini pemanfaatan energi baru terbarukan masih cukup rendah capainnya, sekitar 12?ri total bauran energi nasional, serta harga energi baru terbarukan belum sepenuhnya bersaing dengan energi fosil”, ujarnya.
“Untuk itu, percepatan transformasi penggunaan energi fosil menuju pemanfaatan energi baru terbarukan dan energi rendah kabon merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan. Transisi energi ini sangat krusial terutama untuk menjaga ketahanan energi dan keberlanjutan penyediaan energi di masa mendatang. Strategi transisi energi secara bertahap dan terukur diperlukan, mengingat peran energi fosil masih diperlukan sebagai energi transisi namun makin berkurang dan dipersyaratkan menggunakan teknologi energi bersih,” tambah Satya.
Lebih lanjut, Satya menyampaikan bahwa DEN akan melakukan penilaian ketahanan energi Indonesia dengan membagi wilayah penilaian menjadi 7 regional yaitu regional I (Sumatera), regional II (Jawa dan Bali), regional III (Kalimantan), Regional IV (Sulawesi), regional V (Nusa Tenggara), regional VI (Maluku dan Maluku Utara) dan regional VII (Papua).
“DEN menyepakati struktur aspek, indikator dan sub indikator untuk menentukan tingkat ketahanan energi regional, yang terdiri dari 4 aspek, 10 indikator dan 20 sub indikator. Setiap aspek diturunkan menjadi beberapa indikator dan selanjutnya indikator diturunkan menjadi beberapa sub indikator yang relevan,” ungkapnya.
Pria yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua Komisi VII DPR RI berharap, “Dalam pelaksanaan transisi energi menuju net zero emission terutama untuk menjaga ketahanan energi dan keberlanjutan penyediaan energi di masa mendatang, perlu dukungan semua pihak. Selain dukungan internasional juga membutuhkan dukungan nasional dan Pemerintah Daerah terutama sinergi transformasi di berbagai sektor”.
Hal senada disampaikan Anggota DEN Eri Purnomohadi, ia menjelaskan mengenai aspek 4A dalam ketahanan energi Indonesia yang terdiri dari Availability (Ketersediaan Energi), Accessibility (Kemampuan Akses), Affordability (Harga Terjangkau), dan Acceptability (Ramah Liingkungan).
Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi keenergian global khususnya dalam krisis energi dapat dikaitkan dengan faktor geopolitik dan ekonomi, ketergantungan energi fosil dan cadangan, harga energi, dan konsumsi energi yang berlebihan. “China misalnya, turun pertumbuhan ekonominya, jadi mengekspor kelebihan energinya,” jelas pria yang sebelumnya menjabat Komite BPH Migas ini mengaitkannya dengan faktor geopolitik dan ekonomi.
Eri menyampaikan DEN memiliki komitmen untuk mendukung pengembangan ketengalistrikan melalui energi nuklir. “Ingat ini nuklir dengan listrik. Bukan nuklir sebagai weapon. Sebagai pendorong energi. Karena kita tahu nuklir sudah digunakan dan dimanfaatkan di segala sektor, segala aspek. Baik di pertanian, perkebunan, medical, rumah sakit, ilmu pengetahuan, dan sebagainya,” pungkas Eri.
Sementara itu, Komite BPH Migas Yapit Sapta Putra menyatakan dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap penyediaan dan pendistribusian BBM di dalam negeri sepertu penyalahgunaan BBM semakin marak maka perlu oeningkatan pengawasan dengan optimalisasi IT, kerja sama dengan Polri dan Pemda.
Kepala Dinas ESDM Jawa Barat Ai Saadiyah Dwidaningsih mengutarakan adanya peluang pengembangan riset dan teknologi, peningkatan investasi sub sektor energi baru terbarukan, pembangunan rendah karbon, dan perkembangan tren atau pemahaman tentang penerapan konservasi energi di masyarakat.
Sedangkan, SVP Strategy and Investment Pertamina Daniel S Purba menerangkan bahwa upaya mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional antara lain dengan membangun RDMP, pengembangan baterai, membangun DME sebagai substitusi LPG, pembangunan jaringan gas kota, dan meningkatkan portofolio IPP. (Teks: TR, Grafis: OT, & Editor, DE).